Kamu merasa, siapa yang merasa? Bukan kamu.
Rasalah yang merasa dan rasa itu Rahasia. Rahasia itu apa? Jangan kamu saja yang merasa. Sekali-sekali rasakanlah Ruh Qudus yang merasa. Ruh Qudus itu perasaannya perasaan. Di dalamnya ada perasaan makrifat. Kalau tidak ada perasaannya, bukan makrifat. Syahadat itu ada di dalam diam. Rasa di dalam rasa. Di dalam rasa, ada rasa. Yang di dalam rasa inilah yang merasakan perasaanya perasaan. Itulah Rahasia. Syariat, tarikat, hakikat, berhimpun pada makrifat. Makrifat berhimpun pada sir. Sir berhimpun pada Rahasia. Zat Mutlak. Zat Mutlak bukan Tuhan, melainkan Sifat Tuhan. Allah itu Rabbul Izzati, Tuhannya sekalian zat. Jadi, Tuhan itu Zatnya zat. Hendaklah kita rasakan sampai kepada yang diam; yang ada di sama-tengah (pusat tubuh). Yang diam inilah yang tajalli Satukan ingatan dan perasaan. Diamlah itu. Diamkan perasaanmu di pusat dan pusat jangan digerak-gerakkan lagi. Diamnya pusat itu yang kamu rasakan. Bukan mendiamkan/menahan napas. Allah sudah menghendaki napas itu bekerja keluar-masuk. Kemauan manusia, napas itu ditahan-tahan atau diatur. Kita mau ikuti kemauan Allah apa kemauan manusia? Coba dengan cara hakiki. Diamkan saja perasaanmu, napas pandai saja berhenti sendiri. Ini yang dikatakan: "satu ingatan dan perasaan". Akan terjadi proses tajalli. Betul-betul terasa ruhani turun menyebar ke jasad. Ibarat air suntikan menyebar ke seluruh badan. Baiklah jasad. Begitulah kalau ruhani meliputi jasad. Baguslah jasad. Dan bertubuhkan Muhammadlah kita. Ingat, awal Muhammad itu nurani, akhir Muhammad itu ruhani, zahir Muhammad itu insani. Inilah praktik tajalli. Bawa shalat lima waktu. Satukan ingatan dan perasaan. Diamlah itu. Di situ ada petunjuk. Diam itu Allahua'lam. |
Syaikh
Siradj
.
No comments:
Post a Comment