Mari kita mulai pembicaraan hakiki ini dengan Firman Allah,
وَلَقَدۡ
خَلَقۡنَا فَوۡقَكُمۡ سَبۡعَ طَرَآٮِٕقَ وَمَا كُنَّا عَنِ ٱلۡخَلۡقِ غَـٰفِلِين
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan di atas kamu tujuh buah
jalan [tujuh buah langit] dan Kami tidaklah lengah terhadap ciptaan
[Kami]. (Q.S. Al-Mukminun:17)
Alam Ahadiyat
Di alam Ahadiyat belum ada sesuatu pun yang dijadikan. Arsy belum ada[!], Lauh Mahfuzh belum ada, Nur Muhammad belum ada, surga-neraka belum ada. Langit dan bumi belum ada, para malaikat belum ada, terlebih lagi jin dan manusia. Inilah yang disebut Zatul Buhti, artinya Zat semata-mata; belum ada yang diciptakan Allah.
[!] Wahabi masih keukeuh Allah Ada di Arsy?!
Aku
adalah Perbendaharaan Yang Tersembunyi. Aku ingin dikenal, maka Kuciptakan
makhluk dan dengan-Ku mereka mengenal-Ku. (Hadis Qudsy)
Awwalu makhalaqallaha min nuurihi Nabiyika,
'Awal yang diciptakan Allah adalah cahaya Nabimu'.
(Hadis Qudsy)
(Hadis Qudsy)
Cahaya Nabi itu cahaya siapa? Itulah Cahaya Diri Tuhan yang disebut Nur Ilahi [Mux: jadi kejadian Nur Muhammad ini dari Nur Ilahi]. Cahaya Diri Tuhan inilah yang di dalam Q.S. Fushilat:54 disebutkan sebagai 'ala innahu bi kulli syai'in muhiith; Maha Meliputi segala sesuatu.
Menurut ahli filsafat, yang meliputi segala sesuatu, termasuk segala benda langit adalah Maharuang. Menurut ahli Nahwu, Maharuang itu: Ana makanin wa laysa lii makan. Maksudnya, maharuang itu termasuk isim makan yang bermakna "tempat".
Semua ciptaan Tuhan ditempatkan pada Tubuh La Ta'yin atau Tubuh Maharuang atau Tubuh Allah. Inilah dikatakan setiap makhluk itu bertubuhkan Tuhan. Inilah maksud perkataan "Tuhan Tubuhku" yang pernah kami sampaikan pada uraian sebelum ini.
Untuk mendekatkan paham:
Air meliputi sekalian ikan. Tentulah air itu tubuh ikan. Begitu pula, tanah itu tubuh cacing. Sekarang tahulah kita bawha ikan hidup di tubuh air; cacing hidup di tubuh tanah.
Begitu juga dengan Maharuang. Maharuang meliputi sekalian alam. Tentulah sekalian alam ada di Tubuh Maharuang. Dan Maharuang itu tubuhnya sekalian alam.
Apa Maharuang itu? Nur Ilahi
Apa Nur Ilahi itu? Cahaya Diri Tuhan |
Supaya orang jangan salah paham dalam bertauhid Islam, perlu ditekankan di
sini: Cahaya Diri Tuhan (Nur Ilahi atau Nur Allah) itu bukan Tuhan, melainkan
ke-Mahasuci-an Tuhan. Sederhananya: Cahaya itu bukan Tuhan. Cahaya (Nur) itulah
yang disebut "Allah". Jangan salah paham, yang disebut Nur itu bukan
mengacu pada Cahaya, melainkan mengacu pada Nama (Asma).
Jadi, Cahaya Diri Tuhan itu bernama Nur. Cahaya Diri Tuhan yang bernama Nur ini oleh ahli tasawwuf disebut Nur Allah atau Nur Ilahi. Nah, Cahaya Tuhan itulah yang disebut Allah. Asma "Allah" inilah Nama Kebesaran bagi Zat-Nya.
Coba perhatikan, semua tahu ada 99 Asma [buka tabel Asmaul Husna]. Dari "Ar-Rahmaan" sampai Asma "Ash-Shabur" itu semua menunjukkan Sifat. Jadi, Asma yang mana yang menunjukkan Diri dan Kebesaran-Nya? Itulah (Asma) "Allah"[1].
Kalau kita sudah paham ini. Jangan ragu lagi. Cukup dengan
keyakinan kita pandang Tubuh Maharuang ini Tubuh Allah. Kalau tidak percaya, kafir.
|
Kalau
Anda sekalian mau tahu kebenaran dan keampuhan pahaman ini. Silakan Anda tidak
percaya dan kamu olok-olok. Bilang saja dalam hati: "Si Undang Siradj ini
Bohong!"
Orang-orang yang sudah kasyaf rabbani [2] sedikit pun tidak ada ragu lagi bahwa Maharuang ini Tubuh Tuhan/Tubuh Allah.
catatan kaki [1]:
Mengapa disebut sebagai Nama Kebesaran bagi Zat-Nya? Karena Tuhan Pribadi sesungguhnya tidak ber-Nama. Bahkan, perkataan "Tuhan" itu tidak pernah ada ketika makhluk belum diciptakan. Ketika hanya Tuhan yang ADA, ketika belum ada siapa-siapa selain Tuhan, mana ada yang mengucapkan kata "Tuhan"?
NUR <==
INI YANG BERNAMA ALLAH
ٱللَّهُ نُورُ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِۚ مَثَلُ نُورِهِۦ كَمِشۡكَوٰةٍ۬ فِيہَا مِصۡبَاحٌۖ ٱلۡمِصۡبَاحُ فِى زُجَاجَةٍۖ ٱلزُّجَاجَةُ كَأَنَّہَا كَوۡكَبٌ۬ دُرِّىٌّ۬ يُوقَدُ مِن شَجَرَةٍ۬ مُّبَـٰرَڪَةٍ۬ زَيۡتُونَةٍ۬ لَّا شَرۡقِيَّةٍ۬ وَلَا غَرۡبِيَّةٍ۬ يَكَادُ زَيۡتُہَا يُضِىٓءُ وَلَوۡ لَمۡ تَمۡسَسۡهُ نَارٌ۬ۚ نُّورٌ عَلَىٰ نُورٍ۬ۗ يَہۡدِى ٱللَّهُ لِنُورِهِۦ مَن يَشَآءُۚ وَيَضۡرِبُ ٱللَّهُ ٱلۡأَمۡثَـٰلَ لِلنَّاسِۗ وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَىۡءٍ عَلِيمٌ۬
Allah cahaya langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca [dan] kaca itu seakan-akan bintang [yang bercahaya] seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, [yaitu] pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur [sesuatu] dan tidak pula di sebelah barat [nya], yang minyaknya [saja] hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya [berlapis-lapis], Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (Q.S. Nur:35)
Dalam terjemahan biasanya dituliskan seperti ini: "Allah [Pemberi] cahaya [kepada] langit dan bumi."
Akan tetapi, agar makhluk tidak bingung ketika hendak menyebut Tuhan, maka Nama Cahaya Diri-Nya ini juga dijadikan sebutan yang mengacu kepada Diri Tuhan. Bukankah Cahaya dengan Pemilik Cahaya itu tidak becerai?! Jadi, kata "Allah" ini bisa mengacu pada Diri Tuhan; bisa juga mengacu hanya ke Nama Cahaya Diri. Apa buktinya? Ini dia:
"Jangan kausembah Zat-Ku, Sifat-Ku, Asma-Ku, Af'al-Ku, tetapi sembahlah Aku." (Hadis Qudsi)
Jadi, kalau Anda selama ini tidak tahu pengetahuan ini, bisa jadi Anda selama ini baru sampai menyembah Nama Allah, belum sampai menyembah Diri Allah Pribadi. Di sinilah letak pentingnya mempelajari tauhid.[kembali]
catatan kaki [2]:
Guru pernah bicara, "Tiga tahun lagi Serambi Mekah akan tertimbun lumpur dari laut. Ketika itu, Guru mengatakan hal ini sambil berurai air mata di pengajian sambil menutup uraian tersebut dengan berkata, "Bukan aku ini ahli nujum. Ini karena dipandangkan dengan kasyaf rabbani". Setelah tiga tahun, kenyataannya kini semua orang tahu (tragedi Tsunami Aceh).
Guru juga pernah berkomentar mengenai Mama Laurent yang meramalkan kiamat. Komentar beliau: "Bukan kiamatnya yang akan terjadi, justru Mama Loren-nya yang akan kiamat."
Benar saja, Mama Loren meninggal duluan (17 Mei 2010) sebelum ramalannya terbukti.
Lalu beliau menambahkan, "Masalah kiamat, meski belum terjadi..cukup kita yakin pasti akan terjadi."
Guru juga pernah bicara ada kawan beliau di tanah Malaya (Malaysia). Guru dan kawannya dari Malaya ini sering berbincang-bincang di Jabal Nur. Kawan beliau itu bernama Abdul Syukur "Keliling Dunia". Kawan Guru itu bercerita mengenai keadaan tanah Malaya. Beliau [Abdul Syukur] berkata, "Kasihan dengan ulama-ulama hebat Malaya tidak berani bicara masalah hakiki. Karena yang mendengar banyak yang tidak percaya."
[Kisah ini yang saya maksudkan sebagai bagian dari judul postingan. InsyaAllah ada Sobat Sarang dari Malaysia yang tahu nama ini. Mungkin Bang Hamba Allah Penang tau?]
Selesai berbincang di Jabal Nur, pukul 12 malam Guru dan Abdul Syukur "Keliling Dunia" turun. Pergi ke Baitul Makmur. Beliau-beliau ini bertawaf di sana. Tawaf di Baitullah yang Hijau. Selesai tawaf, para beliau diizinkan untuk berjumpa dengan Nabi Muhammad Rasulullah Saw. Dalam pertemuan yang sesungguhnya, tidak seorang pun bisa melihat wajah Nabi Muhammad Rasulullah Saw. karena dahsyatnya cahaya budduhun yang ada pada dahi beliau.
Cahaya apa cahaya budduhun itu? Cahaya Ilahi. Itulah sebabnya Rasulullah Saw. itu ditakuti oleh sekalian makhluk. Makhluk apa saja. Karena pada dahi beliau ada cahaya "laser"!
Kalau orang sedang berzikir-zikir, sebaiknya Anda diam saja. Apabila terpancar cahaya budduhun dari dahi Anda, jangan kaget kalau semua orang yang berzikir itu akan pingsan. Semuanya. Karena cahaya budduhun itu cahaya ketuhanan. Bukit Thursina tersenggol cahaya budduhun ini saja hancur jadi batu celak. Jadi, kalau cari batu celak, ambil di bekas Bukit Thursina.
Pesan penutup dari Guru saya, K.H. Undang Siradj untuk Sobat Sarang:
Guru bisa mengajar Sobat di mana pun berada. Baca saja Fatihah untuk beliau. Ketika akan tidur, ucapkan salam [tanpa menyebut nama siapa pun sebab yang Sobat ucapkan ini salam untuk diri], lalu baca syahadat, tidurlah. InsyaAllah Guru nanti datang mengajar Anda.
[kembali]
UPDATE
Oya, Sobat Sarang.. siapa pun Sobat yang belum memperoleh "paham" dengan cara yang terjadi atas Bang Arbi, yaitu melalui mimpi, jangan berkecil hati dan jangan menunggu-tunggu mimpi. Dikhawatirkan nanti Sobat justru membatasi karunia untuk diri sendiri.
Apa sebab?
Sebab petunjuk Allah itu turun tidak selalu sama untuk setiap orang.
Sebab Allah Mahakaya dan jangan lupa, Allah selalu bekerja dengan cara yang misterius (rezeki yang tak disangka-sangka bagi kita).
Sebab, ketika menyampaikan pesannya, beliau (Abah Siradj) tidak pernah mengatakan beliau akan datang melalui mimpi. Tapi beliau mengatakan insyaAllah beliau akan "datang" mengajar. Dan saya ketika itu tidak bertanya lebih lanjut mengenai kata "datang" ini karena saya paham bahwa petunjuk setelah seseorang melakukan istikharah tidak selalu berupa mimpi.
Bisa jadi, meskipun beliau tidak pernah Sobat mimpikan, tapi ruh Sobat sudah menerima tausyiah dari beliau. Buktinya apa? InsyaAllah berupa kepahaman akan apa-apa yang beliau sampaikan melalui blog ini. InsyaAllah, lama-lama setiap tausyiah beliau yang saya ketikkan di sini dapat dipahami sepenuhnya oleh Sobat Sarang semua.
Abah Siradj ada beberapa kali bilang gini, "Kalian nyaman, pulang (pengajian) dari sini tinggal tidur. Nah aku yang repot membetul-betulkan "benang-kusut."
..dan saya belum pernah mimpi bertemu beliau..
Kuncinya: husnuzan dan istiqamah.
Jujur, dulu waktu saya baru duduk di majlis beliau (sekira tahun 2004) juga saya masih bingung karena saya ini asli Islam KTP (sumpah deh). Tapi karena saya yakin ini benar, maka saya catat semua diktean di pengajian rutin meskipun belum paham. Alhamdu lillah.. belakangan kemudian saya lumayan paham. Bahkan ketika saya membuka dan membaca-baca lagi catatan-catatan lama itu, kepahaman saya bertambah dan makin rapi. InsyaAllah.
..dan banyak juga yang intens belajar langsung tapi belum juga dikatakan sudah paham benar..
tapi..paham saja belum cukup..
Yang utama setelah paham adalah praktik. Itu sebabnya saya pernah bilang, "Bisa jadi salah seorang dari Sobat Sarang "sampai" duluan daripada saya karena setelah paham, praktik Sobat lebih kuat daripada saya. TIDAK ADA SENIORITAS DALAH HAL KARUNIA..."
.
No comments:
Post a Comment