Ketika belum ada sesuatu, tentu belum ada yang mengatakan Tuhan.
Kemudian Tuhan Berkehendak diri-Nya disebut Tuhan dan minta dikenal, maka
diciptakanlah makhluk.
Makhluk apa yang pertama diciptAkan-Nya?
Inilah yang perlu dikenal, yaitu Cahaya Diri-Nya Sendiri. Inilah Rahasia
Diri-Nya, inilah yang bernama Allah.
Jadi, Cahaya Diri Tuhan itulah yang
bernama Allah, juga bernama Nur, juga bernama Rahasia.
Insan dan semesta alam juga dari Cahaya Diri-Nya.
Jika Cahaya itu diri kamu, sampailah kamu
dan beserta Tuhanlah kamu.
- Syaikh Undang Sirad -
|
۞ ٱللَّهُ نُورُ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِۚ
مَثَلُ نُورِهِۦ كَمِشۡكَوٰةٍ۬ فِيہَا مِصۡبَاحٌۖ ٱلۡمِصۡبَاحُ فِى زُجَاجَةٍۖ
ٱلزُّجَاجَةُ كَأَنَّہَا كَوۡكَبٌ۬ دُرِّىٌّ۬ يُوقَدُ مِن شَجَرَةٍ۬
مُّبَـٰرَڪَةٍ۬ زَيۡتُونَةٍ۬ لَّا شَرۡقِيَّةٍ۬ وَلَا غَرۡبِيَّةٍ۬ يَكَادُ
زَيۡتُہَا يُضِىٓءُ وَلَوۡ لَمۡ تَمۡسَسۡهُ نَارٌ۬ۚ نُّورٌ عَلَىٰ نُورٍ۬ۗ
يَہۡدِى ٱللَّهُ لِنُورِهِۦ مَن يَشَآءُۚ وَيَضۡرِبُ ٱللَّهُ ٱلۡأَمۡثَـٰلَ
لِلنَّاسِۗ وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَىۡءٍ عَلِيمٌ۬ (٣٥)
Allah cahaya langit dan bumi. Perumpamaan
cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya
ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca [dan] kaca itu seakan-akan bintang
[yang bercahaya] seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang
banyak berkahnya, [yaitu] pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur
[sesuatu] dan tidak pula di sebelah barat [nya], yang minyaknya [saja]
hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya
[berlapis-lapis], Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki,
dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu. (Q.S. An-Nur:35)
.
No comments:
Post a Comment