Hati itu macam mana?
Kalau ada sebesar butir jagung, seluruh dunia menjadi terang dan lebih terang
daripada bulan dan matahari. Hatilah itu bersifat nabi. Yang di dalam hati
tidak dapat diketahui oleh malaikat. Di dalam hati, yang dinamakan Ruhul
Qudus, ini pun diri kita juga. Makanya mau disatukan. [Hendaklah diesakan
dengan jasad]
Hati jika banyak yang melindunginya [menghijab atau menghalangi], gelap. Hati inilah yang juga tidak dapat dilihat oleh jin, setan, dan iblis. Jangankan mau dekat-dekat, melihatnya pun mereka tidak sanggup. Hati inilah yang bisa mengetahui Tuhan atau yang bisa bermakrifat kepada Tuhan dan hati dapat berkata-kata dengan Nur yang bersifat qadim. Di dalam hati ada 8 cahaya. Yang di tengah-tengah itulah hati (atau Rahasia). Hati yang dapat meliputi jasad. Itulah juga yang meliputi sekalian alam. Jadi, kosong itulah [yang disebut-sebut sebagai] "hati yang putih". Yang mengetahui bahwa Kosong adalah hati yang putih, hanya yang di sama-tengah hati [pusat/pusar]. Dia yang tahu. Hati saja bisa mengetahui dan mengenal Tuhan, apalagi hanya untuk mengetahui kebenaran orang-orang yang mengaku wali. Pandang saja pada hati yang putih ini, akan tampak sekalian alam. Lihat saja di hati yang putih ada-tidaknya di sini pribadio-pribadi yang konon disebut orang sebagai wali ini-wali itu atau kyai langitan. Kalau dilihat di hati yang putih ini tidak ada, omong kosong saja karena kenyataannya [mereka] tidak ada [di situ]. Hati dapat berkata-kata dengan Nur. Siapa yang di dalam hati itu? Itulah Ruhul Qudus. Ruhul Qudus inilah sama dengan jasad Rasulullah Saw. Mustahil tubuh Rasulullah tidak mengetahui. Itu makanya yang sama-tengah hati inilah yang dapat memandang Diri Maharuang (Tubuh Maharuang). Muhammad-lah yang memandang Diri Maharuang. Memandang sedikit saja, 70 tahun baru selesai mendapatnya. Waktu berdiri shalat, pandang hati yang putih itu. Ada di dalam Kosong, tetapi tidak berisi lagi. Kita inilah isinya. Kita ini bukan kulit, kita ini isi. Mau cari isi-isi apalagi? Kita ini sudah isinya. Kalau sudah isi, pasti dia mengenal lembaga. Seperti kacang tanah dibuka kulit, isinya kacang. Isi kacang pasti mengenal lembaga. Kalau kacang tidak mengenal lembaganya, kacang bodoh namanya. Hidup ini jangan cari makan saja. Cari juga pengetahuan untuk membela diri, ibu-bapak, sanak-keluarga, dan seluruh handai taulan kita di akhirat. Karena apa-apa yang diceritakan oleh ulama-ulama akan ada kenyataannya di akhirat. Kalau tidak ada pengetahuannya, dengan apa kita menyelamatkan diri ibu-bapak, sanak-keluarga, dan seluruh handai taulan kita kelak?
Ingat, anak saleh
itu anak yang dapat menolong ibu-bapak, sanak-keluarga, dan seluruh handai
taulannya. Itulah maksud anak yang saleh, bukan sekadar berdoa saja. [sebab
doa itu judulnya masih "semoga" atau "mudah-mudahan"]
Mengenallah pada Muhammad. Muhammad itu nyawa. Adam itu lembaga Tuhan. Tuhan menyuruh malaikat dan jin sujud pada Adam, mengapa tidak pada Muhammad? Tuhan memerintahkan makhluk-makhluk sujud pada lembaga-Nya sendiri. Karena Adam itu cahaya Nurbuah-Nya. Nuurun itu nyawa. Inilah Jasad Ilahi [Zahiru Rabbi]. Jasad Ilahi inilah yang Mahaesa dengan Tuhan. Dalam ilmu mantiq, Adam itu khairunnatik: binatang yang pandai berkata-kata. Sementara Muhammad nawi itu Muhammad Jasad Ilahi (Nur Ilahi). Jasad inilah yang sampai ke wannawa [Q.S. Al-An`am:95]. Nawi itu tidak ada sebutan lagi. Kalau tidak ada sebutan bagi kita: Allah-lah itu. Yang sampai ke wannawa itu hanya Muhammad nawi saja. Tidak mungkin Rasulullah tidak berjumpa dengan Tuhan. Kita hanya mengetahui Muhammad yang di sama-tengah hati saja (Ruhul Qudus). Muhammad Nur itu Nabi Muhammad Saw. dan itulah Muhammad yang wafat di Madinah. Muhammad Saw. juga yang mengetahui Muhammad Nawi itu Jasad Ilahi. Inilah Nama yang tertinggi Ilahi. Tidak ada yang mengenal Diri-Nya, melainkan Diri-Nya juga. Muhammad itu orangnya, Nur itu badannya, Nawi itu esanya dengan Ilahi, barulah disebut Nur Ilahi. Muhammad Nawi inilah Jasad Ilahi. Muhammad [ibnu Abdullah] di Mekah itu makamnya ada di Madinah. Yang ada sekarang ini Muhammad Nawi, yaitu Muhammad yang Jasad Ilahi. Muhammad Nawi inilah yang memberi syafaat di hari kemudian. Pantaslah kita tidak bertemu Tuhan, yang kita ketemui di akhirat Muhammad Nawi. Muhammad Nawi saja yang kita ketemui. Itulah Muhammad Nawi saja yang ada. Tuhan dari dulu sampai sekarang [dan sampai kapan pun] tidak pernah muncul. Tubuh-Nya saja yang Ada. Inilah jasad Rasulullah. Jasad inilah yang meliputi sekalian alam, termasuk meliputi jasad kita juga. Yang ada di sama-tengah hati kita ini, jasad Muhamad. Itulah Ruh Qudus. Muhammad Saw. naik ke langit sampai turun lagi ke dunia kemudian hilang [wafat] di Madinah, tapi Muhammad Nawi tetap ada. Siapa yang diberi kekuasaan oleh Tuhan sampai dapat memberi syafaat di kemudian hari? Siapa Tuhan yang kelihatan di kemudian hari? Itulah Muhammad Nawi. |
Syaikh
Siradj
.
No comments:
Post a Comment